Gugatan Vexatious Litigation (Studi Komparasi Antara Indonesia, Belanda, dan Perancis)
DOI:
https://doi.org/10.38035/jihhp.v5i3.4106Keywords:
Kata kunci: gugatan vexatious, penyalahgunaan hakAbstract
Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum, beracara di Pengadilan tidak lagi menjadi suatu hal yang dianggap tabu. Namun, asas itikad baik yang seharusnya menjadi dasar dalam beracara di Pengadilan terkadang dilupakan sehingga Para Pihak yang beracara tidak lagi menyelesaikan perkara dengan tujuan untuk mengembalikan suatu keadaan ke keadaan semula, tetapi malah bertujuan untuk mengganggu Pihak lawan. Gugatan yang demikian kemudian dikenal dengan istilah Vexatious Litigation. Fenomena tersebut terjadi di berbagai Negara, termasuk di Indonesia. Hingga saat ini, Indonesia belum memiliki ketentuan yang mengatur mengenai pencegahan gugatan vexatious litigation. Di satu sisi, ketentuan diperlukan agar tidak merusak citra sistem peradilan di Indonesia. Namun, di sisi lain apabila ketentuan mengenai vexatious litigation diundangkan, dikhawatirkan gugatan yang memiliki subtansi atau tujuan bantuan hukum struktural akan terlewatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan solusi alternatif dalam melakukan pencegahan gugatan vexatious litigation selain dengan mengaturnya secara langsung di dalam peraturan perundang-undangan; seperti misalnya meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap Para Pihak yang akan berperkara dengan menetapkan biaya honorarium advokat sebagai kerugian atau dengan melakukan ‘name and shame’ terhadap ‘habitually vexatious litigant’ dengan melakukan studi komparasi terhadap Belanda dan Prancis.
References
Anggriawan, Teddy Prima, Shinfani Kartika Wardhani, dan Donny Yuhendra Wibiantoro. “Kedudukan Prinsip Imparsialitas atas Gugatan Vexatious dalam Penegakan Hukum pada Proses Mediasi.” UNES Law Review. Vol. 6 No. 2 (2023).
Aspan, Henry, Agus Adhari, dan Ansori Maulana. “Equality Before the Law: A Critical Review of Legal Implementation in Indonesia.” Journal of International Islamic Law, Human Right and Public Policy. Vol. 2 No.1 (2024).
Bourlarbah, Hakim, dan J. F. van Drooghenbroeck. “L’abus du droit de conclure: vivacité d'une théorie.” Dalam Philippe Gérard. Mélanges Philippe Gérard. Bruxelles: Bruylant, 2002.
Bousie, Hans, et.al. “The Bundling of Claims in Cartel Damages Litigation in Germany, the Netherlands, the United Kingdom, Italy and France.” Competition Law Journal. Vol. 21, No. 1 (2022).
Brunner, Chris J. H. “Abuse of Rights in Dutch Law.” Louisiana Law Review. Vol. 37 No. 3 (1977).
Burgerlijk Wetboek.
Cayrol, Nicolas. “D Dommages-intérêts et abus du droit d’agir.” Paper disampaikan dalam Séminaire Dommages-intérêts, Prancis, 14 Maret 2013.
Clarke, Anthony. “Vexatious litigants & access to justice: Past present future.” Paper disampaikan dalam the Conference on Vexatious Litigants, Italia, 30 Juni 2006.
De Jong, Bas J. “Liability for Misinterpretation – European Lessons on Causation from the Netherlands.” European Company and Financial Law Review. Vol. 8 No. 3 (2011).
Desdevises, Yvon. “L'abus du droit d'agir en justice avec succès.” Dalam Jean Claude Farcy. Bibliographie De L’histoire De La Justice FRANÇAISE (1789-2011) Chroniques XXI. Paris: Dalloz Sirey, 1979.
Garner, Bryan A. Black’s Law Dictionary, 7th Edition. St. Paul: West Group, 1999.
Gerbrandy. “Gebruik en Misbruik van Prosesrecht.” Advocatenblad (1959).
HM Courts & Tribunals Service. “Guidance: Vexatious Litigants.” gov.uk, 15 September 2014. Tersedia pada https://www.gov.uk/guidance/vexatious-litigants, diakses pada 14 Juni 2024.
Hoge Raad, tanggal 26 Juni 1959, N.J. 1961, No. 553.
Josserand, Louis. De l'esprit des droits et de leur relativité: Théorie dite de l'abus des droits. Ed. 2. Paris: Dalloz, 2006.
Juwana, Hikmahanto. Varia Peradilan Tahun XXX. No. 356 (2015).
Lenaerts, Annekatrien. “The General Principle of the Prohibition of Abuse of Rights: A Critical Poisition on Its Role in Codified European Contract Law.” European Review of Private Law. Vol. 18 No. 6 (2010).
Mahkamah Agung, Ikhtisar Putusan Perkara Nomor 77/PUU-XCIII/2020p tentang Ganti Rugi Biaya Jasa Advokat dalam Pemaknaan Kata “Kerugian” pada Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Mahkamah Agung, Putusan Nomor 3557 K/Pdt/2015.
Mahkamah Agung, Surat Edaran tentang Penanganan Perkara, SEMA No. 3 Tahun 2002.
Mayrand, Albert. “Abuse of Rights in France and Quebec.” Louisiana Law Review. Vol. 34 No. 5 (1974).
Otto, Jannik, Patrick Hauser dan Simon Vande Walle. “Germany and the Netherlands.” Dalam Barry Rodger, Miguel Ferro, dan Fransisco Marcos. Private Enforcement of Competition Law in EU. Cheltenham: Elgar Publishing: 2022.
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Putusan Nomor 1228/Pdt.G/2007/PN. Jkt.Sel. Bulog melawan PT. Goro Batara Sakti dan Tommy Soeharto (2007).
Pengadilan Tinggi Banten. Putusan Nomor 114/Pdt/2016/PT BTN. PT. Majuko Utama Indonesia melawan PT. Igas Utama dan PT. Banten Inti Gasindo (2016).
Pusat Studi Konstitusi (PUSAKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas. “Perkembangan Pengujian Perundang-undangan di Mahkamah Konstitusi (Dari Berpikir Hukum Tekstual ke Hukum Progresif.” Jurnal Konstitusi. Vol. 7 No. 6 (2010).
Rahardjo, Satjipto. “Arsenal Hukum Progresif.” Jurnal Hukum Progresif. Vol. 3 No. 1 (2011).
République Française Code de Procédure Civile.
Roosjen, Remko. “Remedies Under Dutch Law.” maak-law.com. Tersedia pada https://www.maak-law.com/remedies-under-dutch-law/, diakses pada 12 Juni 2024.
Simpson, Brian. “The Rule of Law in International Affairs.” Proceedings of the British Academy. Vol. 125 (2003).
Soekanto, Soerjono. Pengertian Penelitian Hukum. Cet. 3. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986.
Summaries, Gilbert Law. Pocket Size Law Dictionary. Chicago: Harcourt Brace Legal and Professional Publications, Inc, 1997.
Taggart, Michael. “Alexander Chaffers and the Genesis of the Vexatious Actions Act 1896.” The Cambridge Law Journal. Vol. 63 No. 3 (2004).
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD NRI 1945).
Undang-Undang tentang Kekuasaan Kehakiman. UU Nomor 48 Tahun 2009, LN Tahun 2009 No. 157, TLN No. 5076.
Vexatious Proceedings Act 2008.
Wessel, Niels. “The Netherlands as a Cartel Damages Hub and Private Law Enforcement Paradise.” Tesis. School of Law Utrecht University. Utrecht, 2022.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Kensita Aurora Hartono

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa Jurnal Ilmu Hukum, Humaniora dan Politik (JIHHP) berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di JIHHP.