Rekontruksi Regulasi Poligami dalam Menekan Perselingkuhan Berbasis Nilai Keadilan Islam
DOI:
https://doi.org/10.38035/jihhp.v5i3.3851Keywords:
Rekonstruksi Regulasi, Poligami, Keadilan IslamAbstract
Poligami secara mendalam adalah perkawinan yang dilakukan laki-laki kepada perempuan lebih dari seorang, temtunya dalam praktek pelaksanaanya terdapat pro dan kontra terhadap poligami. Demi kemaslahatan umum diperlukan adanya alasan-alasan terhadap perkawinan poligami. Misalnya, kemandulan seorang wanita yang kehilangan daya fisik atau mental akan banyak menyeret terjadinya perceraian dari pada poligami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis regulasi yang poligami masih belum mencerminkan nilai- nilai keadilan Islam, Untuk mengatahui dan menganalisis kelemahan-kelemahan regulasi Poligami dan Untuk menganalisis konsep ideal dalam merekontruksi tata kelola perkawinan poligami agar tidak dianggap tabu dan risih dimata keluarga dan lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang digunakan untuk meneliti fungsi suatu norma yang meletak undang-undang sebagai instrumen yang mengatur dan mengendalikan masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan paradigma kontruktivisme yaitu suatu paradigma yang memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi berbentuk dari hasil kontruksi). Teori hukum yang digunakan sebagai analisis yaitu teori keadilan Islam sebagai grand theory, teori sistem hukum sebagai middle theory, dan teori hukum progresif sebagai apply theory. Hasil dari penelitian ini ialah Regulasi poligami yang diatur dalam undang-undang nomor 1 tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 16 tahun 2019 tentang perkawinan masih belum mencerminkan nilai- nilai keadilan islam karena terdapat beberapa pasal dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 yang berkaitan dengan poligami khusunya syarat untuk mendapatkan persetujuan Isteri kurang relevan dengan perkembangan zaman, Kelemahan-kelemahan regulasi poligami yang diatur dalam undang undang no. 1 tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 16 tahun 2019 tentang perkawinan dan didalam alqur’an serta hadist saat ini adalah aturan poligami hanya mencakup keadilan materiil saja, dan Konsep ideal dalam merekontruksi tata kelola perkawinan poligami agar tidak dianggap tabu dan risih dimata keluarga dan lingkungan adalah Menambahkan persetujuan anak dan menambahkan norma hukum baru pada berupa 1 huruf dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yaitu huruf d. yang berbunyi “bahwa jaminan suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anak dituangkan dalam perjanjian perkawinan yang dilakukan sebelum melangsungkan perkawinan poligami.
References
Abdullah, Boedi. 2018. Perkawinan, Perceraian Keluarga. Jakarta: Kencana.
Abror. 2016. “Poligami Dan Relevansinya Dengan Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Kasus Di Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung).” Al- Adalah XII: 45.
Ahmad Rofiq. 1998. Hukum Islam Di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Ahmed, Abdullahi. 1994. “Toward an Islamic Reformation.” Civil Liberties, Human Right, and International Law: 445.
Ali Imron. 2012. “Menimbang Hukum Poligami Dalam Hukum Perkawinan.” Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum 6: 39.
Efendi, Jonaedi, and Johnny Ibrahim. 2018. Metode Penelitian Hukum Normatif Dan Empiris. Depok: Prenadamedia Group.
Hermanto Agus. 2015. “Islam Poligami Dan Perlindungan Perempuan.” Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam 9: 99.
Hidayatullah, Daris. 2015. “Adil Dalam Poligami Perspektif Ibnu Hazm.” Jurnal Studi Islam 6: 1113.
Ibrahim, Johnny. 2006. Teori Dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia Publishing.
Khofifah Indar Parawansa. 2023. “Poligami, Hak Perempuan Mana Di Langgar.” http?: // www.eramuslim.Com/berita/send/6c14142924 khofifah- Indar-parawansa-poligami-hak-perempuan -mana-dilanggar... htm.
M. Quraish Shihab. 2002. Tafs?r Al-Mishbâh. Jakarta: Lentera Hati.
Makrum. 2016. “Poligami Dalam Perspektif Al-Quran.” Magzha 1: 40.
Marzuki, Peter Mahmud. 2019. Penelitian Hukum. Edisi Revi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Musfir Husain. 1996. Poligami Dari Berbagai Aspek. Jakarta: Gema Insani Press.
Noordjannah Djohantini. 2009. Memecah Kebisuan: Agama Mendengar Suara Perempuan Korban Kekerasan Demi Keadilan. Jakarta: Komnas Ham.
Rahman Abdul. 1996. Kitâb Fiqh ‘Ala Al-Madzâhib Al-Arba’Ah. Beirut: Darul Fikr.
Sarim Karimullah Suud. 2021. “Poligami Perspektif Fikih Dan Hukum Keluarga Negara Muslim.” Journal of Islamic Family Law 02: 9.
Satjipto Rahardjo. 2005. “Hukum Progresif: Hukum Yang Membebaskan.” Jurnal Hukum Progresif 1: 5.
Soetojo Prawirohamidjojo. 1987. Hukum Orang Dan Keluarga. Bandung: Alumni.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Hedy Rahmad

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa Jurnal Ilmu Hukum, Humaniora dan Politik (JIHHP) berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di JIHHP.