Kearifan Lokal Tradisi Pengajian Masyarakat Banjar sebagai Sumber Belajar IPS

Authors

  • Alfisyah Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
  • Kokom Komalasari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
  • Bambang Subiyakto Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia
  • Agus Mulyana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.38035/jmpis.v6i4.5935

Keywords:

Sumber Belajar, IPS, Pengajian

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menggali nilai nilai lokal yang ada pada institusi pengajian dan telah menjadi pola pembelajaran dengan semangat profetik dan kemudian mengemasnya menjadi sumber belajar. Artikel ini ditulis berdasarkan studi primer yang dilakukan kepada masyarakat dan jamaah pengajian dan studi literatur serta akumulasi pemahaman dari berbagai bacaan. Studi literatur dengan memanfaatkan mesin pencarian melalui google scholar, pdf drive, dan e-perpusnas dilakukan untuk memahami konsep tentang nilai-nilai lokal dan pembelajaran IPS. Sumber data primer diperoleh dari serangkaian penelitian yang dilakukan kepada komunitas jamaah serta pimpinan pengajian. Terdapat sejumlah nilai lokal dalam tradisi pengajian masyarakat Banjar yang dapat menjadi kekuatan dalam membentuk pembelajaran berbasis profetik. Nilai-nilai lokal tersebut tercermin dalam aktifitas batutulungan, maumpatakan, mambaca Yasin, mangaji kitab, mambaca manakib, bazikir, batahlil dan bakirim doa. Nilai-nilai ini kemudian dapat dijadikan sumber belajar IPS melalui pembelajaran kreatif. Dengan mengemas kearifan lokal dalam tradisi pengajian masyarakat Banjar ini maka pembelajaran IPS akan lebih profetik (humanis, liberalis, transendensi) dan peserta didik akan dapat lebih mengenal karakteristik sosial budayanya.

References

Aceh, A. B. (1990). Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf. Solo: Romadloni.

Alfisyah. (2005). Agama dan Tingkah Laku Ekonomi Urang Banjar: Studi atas Pedagang Sekumpul Martapura Kalimantan Selatan . Tesis Pascasarjana UGM Yogyakarta.

Alfisyah. (2014). Pengajian dan Transformasi Sosiokultural dalam Masyarakat Muslim Tradisional Banja. Komunika Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 3(1).

Alfisyah. (2016). Pengajian Ar-Rahmah Sekumpul Martapura. Journal Socius Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, 5(1).

Balitbangdiklat. (2023, Mei 31). Majelis Taklim Tidak Hanya Tempat Mengaji Semata. Diambil kembali dari Balitbangdiklat.kemenag.go.id: https://balitbangdiklat.kemenag.go.id/berita/majelis-taklim-tidak-hanya-tempat-mengaji-semata

Banks, J. A. (1990). Teaching Strategies for Social Studies: Inquiry Valuing and Decision Making. Longman.

Dezuanni, M., & Jetnikoff. (2011). Creative Pedagogies and Contemporary School Classroom. In Journal of Creative Learning. . Dalam The Routledge International Handbook of Creative Learning (hal. 9). Routledge (Taylor & Francis Group).

Dirdjosanjoto, P. (1997). Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai Langgar di Jawa. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara.

Giddens, A. (2003). Runway World: How Globalization is Reshaping Our Lives. Taylor & Francis.

Hasan, A. (2023). Inovasi dan Dakwah Analisis Majelis Taklim Tambene Ate di Lenteng Madura. JISAB The Journal of Islamic Communication and Broadcasting, 2(2).

Horikoshi, H. (1987). Kyai dan Perubahan Sosial. Jakarta: P3M.

Kuntowijoyo. (1999). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

Masbur. (2016). Integrasi Unsur Humanisasi, Liberasi dan Transendensi dalam Pendidikan Agama Islam. Jurnal Edukasi.

Mullin, & Sandra, L. (1990). Social Studies for the 21st Century. Recommendation of the National Commission on Social Studies in the Schools . ERIC Digest Clearinghouse for Social Studies/Social Science Education.

Munawwar, b. A.-B. (2004). Al-Sayyidah Khadijah Al-Kubra. Martapura.

Pratikno, H. (2021). Persepsi Orang Tua Terhadap Penentuan Sekolah Bilingual Jenjang Paud dan SD Pada Masa Pandemi Covid-19. Golden Age, 5(1).

Purwadarminta, W. J. (2005). Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Roqib, M. (2011). Prophetic Education: Kontekstualisasi Filsafat dan Budaya Profetik dalam Pendidikan. Purwokerto: STAIN Press.

Rosyadi, K. (2009). Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sarbini, A. (2010). Internalisasi Nilai Keislaman Melalui Majelis Taklim. Jurnal Ilmu Dakwah, 5(16).

Supriatna, N., & Maulidah, N. (2020). Prosa dari Praha, Narasi Historis Masyarakat Konsumen Era Kapitalisme Global. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21st Century Skills, Learning for Life in Our Times. Jossey-Bass.

Weix, G. G. (1998). Islamic Prayer Groups in Indonesia: Local Forums and gendered responses. Critique of Anthropology. Critique of Anthropogy, 18(4).

Zaimeche. (2002). Education in Islam – The role of the Mosque. United Kingdom: Foundation for Science Technologi and Civilisation.

Downloads

Published

2025-07-28

How to Cite

Alfisyah, Komalasari, K., Subiyakto, B., & Mulyana, A. (2025). Kearifan Lokal Tradisi Pengajian Masyarakat Banjar sebagai Sumber Belajar IPS. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 6(4), 3460–3470. https://doi.org/10.38035/jmpis.v6i4.5935